Minggu, 08 Juni 2014

Pengetahuan Dasar Jaringan Komputer (LAN, MAN, WAN)

networking
Pengetahuan Dasar Jaringan Komputer (LAN, MAN, WAN) - Salam IT Newbie, Kenapa kali ini IT Newbie membahas tentang Jaringan Komputer? karena ternyata diantara pembaca blog ini masih belum memahami dari arti jaringan komputer. Jaringan komputer sendiri merupakan sebuah hubungan antara 2 buah atau lebih pada komputer yang saling berhubungan. Sebuah komputer juga bisa disebut jaringan komputer jika komputer tersebut terhubung dengan printer, dan jika komputer anda menggunakan modem dan mengakses internet dengan komputer tersebut komputer anda juga sudah terhubung dengan jaringan, atau dengan kata lain komputer anda terhubung jaringan luas yaitu WAN (Wide Area Network).
Jika komputer sobat hanya terhubung dengan 2 komputer dengan satu printer, maka komputer sobat bisa disebut dengan LAN (Local Area Network).
Pada pembahasan terdahulu IT Newbie pernah membahas tentang  Tips dan Trik Cara Merawat Jaringan Komputer dan Tips Mengatasi Permasalahan pada Jaringan Komputer yang mungkin berguna untuk sobat semua.
Sebenarnya berdasarkan dari topologi jaringan komputer, jaringan komputer dapat dibagi dalam beberapa kategori yaitu :
  • Topologi Bus
  • Topologi Star (Bintang)
  • Topologi Mesh
  • Topologi Tree (Pohon)
  • Topologi Linier
  • Topologi Cincin
 Untuk pengertian dari kategori Topologi akan kita bahas pada lanjutan tutorial berikutnya.

Manfaat Jaringan Komputer
Manfaat dari jaringan komputer yaitu dapat kita rasakan yaitu dengan mempermudahkan kita untuk bisa saling berbagi data, file, printer, harddisk, berkomunikasi dan periperal lainnya.Semuanya dapat kita sharing tanpa adanya hambatan dan dengan adanya jaringan komputer sangat mempersingkat dan mempermudah pekerjaan kita.

Kerugian Jaringan Komputer
Dengan adanya jaringan komputer sebenarnya ada sedikit kerugiannya yaitu masalah keamanan (security), jika ada satu komputer terserang virus maka komputer yang terhubung dengannya juga akan terkena dampaknya. Dan satu hal lagi yaitu jika kita mempunyai file pribadi maka dengan mudahnya komputer yang terhubung dengannya akan lebih mudah membukanya, kecuali sobat telah memberikan permission yang komputer lain tidak bisa membuka, hanya komputer pengguna tersebut yang bisa.
Jenis-jenis Jaringan Komputer
Seperti pada pembahasan diatas jenis-jenis jaringan komputer dibagi menjadi beberapa cakupan areanya yaitu jenis LAN, MAN, dan WAN.

1. Local Area Network (LAN)
Networking-LAN
Jaringan Local Area Network (LAN) merupakan jaringan yang cukup populer karena jaringan jenis ini jaringan yang kecil, 2 komputer saja yang saling terhubung bisa disebut dengan LAN. Biasanya jaringan LAN banyak digunakan oleh Warnet, kantor, kampus, sekolah, rumah, gedung dan sebagainya.

2. Metropolitan Area Network (MAN)
jaringan-metropolitan-area-network
Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan dalam satu kota, jaringan MAN ini meliputi transfer data berkecepatan tinggi antar kota, kampus, kantor cabang, gedung dengan gedung dan lain sebagainya. Jaringan MAN ini merupakan gabungan dari jaringan LAN yang hanya satu gedung atau satu lokasi.
3. Wide Area Network (WAN)
jaringan-wide-area-network
Jaringan Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan yang cukup besar karena jaringan jenis ini menggunakan beberapa router yang terhubung antara satu dengan yang lainnya, dan jika sobat menggunakan modem untuk koneksi internet maka sobat sudah bisa dikatakan sebagai jaringan WAN. Jenis jaringan WAN ini meliputi koneksi antar wilayah kota, provinsi, bahkan dunia.

Sabtu, 07 Juni 2014

TROUBLESHOOTING PADA JARINGAN DAN PENANGANANNYA ( Error Handling )

TROUBLESHOOTING PADA JARINGAN DAN PENANGANANNYA ( Error Handling )

Membangun jaringan wireless komputer sederhana dirumah atau dikantor kecil adalah cukup mudah dilakukan dengan tersedianya berbagai macam perangkat jaringan terutama wireless router yang sudah terintegrasi dengan modem seperti DSL-2640 D-Link atau DGND3300 NETGEAR. Akan tetapi terkadang tidak sesederhana seperti dalam teorinya, masalah jaringan kerap kali terjadi yang memaksa kita sendiri harus melakukan troubleshooting jaringan tersebut.
Troubleshooting jaringan kebanyakan adalah melakukan serangkaian langkah2 untuk mengeliminir potensi2 masalah satu per satu sebelum akhirnya kita menemukan sumber masalah tersebut. Pada dasarnya ada tiga langkah pokok dalam melakukan troubleshooting jaringan wireless di rumah atau dikantor yaitu: mengisolasi masalah; troubleshooting masalah; dan bila perlu menghubungi technical support yang tepat.

Mengisolasi Masalah
Sebelum melakukan troubleshooting jaringan, kita perlu melokalisasi atau mengisolasi apa yang menjadi akar dari masalah tersebut. Artikel ini dikhususkan pada jaringan wireless dirumahan atau dikantor kecil, walaupun teorinya bisa diterapkan pada metoda troubleshooting masalah jaringan di corporate network juga. Umumnya pada jaringan wireless dirumah atau dikantor kecil, terdapat tiga layer seperti terlihat pada gambar diagram dibawah ini, yaitu Internet, modem / router, dan komputer pada jaringan. Kita harus bisa mengisolasi di layer yang mana masalah tersebut berada sebelum kita melakukan troubleshooting jaringan dengan efektif.
Layer Jaringan untuk isolasi masalah jaringan di rumah
Walaupun mungkin saja kita bisa memperbaiki hampir semua masalah jaringan, mengetahui di layer mana akar masalah nya adalah sangat membantu kita jika seandainya situasinya memaksa kita harus menghubungi technical support misal ke vendor atau ke ISP jika sudah mentok tidak bisa memperbaikinya setelah kita melakukan troubleshooting jaringan tersebut.
Bagaimana cara mengetahui di layer mana akar masalah nya, kita bisa mengikuti langkah berikut dengan asumsi komputer kita menggunakan Windows XP / Vista.
  1. Click Start => Control Panel => Click Network and Internet Connections
  2. Dibawah Network and Internet Connection => Click Network Connection
  3. Sekarang kita bisa melihat status dari koneksi NIC network adapter pada komputer kita dibawah Network Connections window dengan kemungkinan status sebagai berikut:
A > Status adalah Connected akan tetapi tidak bisa akses internet
Connected Status
Status ini menunjukkan bahwa komputer kita terhubung dengan jaringan dengan sempurna, yaitu terhubung kepada router / modem di layer tengah pada gambar layer diatas. Jika jaringan wireless, maka komputer terhubung kepada wireless router dengan baik. Hal ini menunjukkan ada masalah pada layer atas yaitu Internet.
Untuk bisa melakukan troubleshooting jaringan dengan status ini, kita bisa mengikuti langkah berikut ini.
  1. Pastikan terlebih dahulu dengan membuka browser internet kita dan check ke website tertentu misal saja ke www.computer-network.net atau ke www.wireless-router-net.com atau kemanapun. Jika anda bisa mengkases website tertentu akan tetapi website yang lain bagus, berarti tidak ada masalah pada sisi jaringan anda. Masalah terletak pada fihak ISP yang mungkin salah satu backbonenya rusak atau putus. Jika sama sekali anda tidak bisa membuka internet kemanapun, teruskan langkah berikut.
  2. Lepaskan sambungan modem yang ke line telpon atau Cable line, tunggu beberapa saat barang semenit kemudian koneksikan lagi.
  3. Lepaskan sambungan wireless router dari modem (sambungan antara port LAN pada modem dan port WAN pada wireless router), tunggu beberapa saat kemudian sambung lagi. Ini jika anda mempunyai perangkat terpisah antara wireless router dan modem.
  4. Restart komputer anda dan ulangi untuk membuka dan akses website. Jika anda bisa mengkases website akan tetapi koneksinya lambat sekali sementara komputer lain bisa mengkases (jika ada lebih dari dua komputer dalam jaringan) anda bisa mencurigai beberapa komputer yang lain sedang mengkonsumsi bandwidth sangat intensive mungkin sedang streaming HD media dari internet atau banyak melakukan sharing files dengan beberapa komputer. tutup di komputer lain tersebut beberapa aplikasi yang mencurigakan dan bila perlu matikan sementara untuk memastikan masalah. Jika tak satupun website terbuka, maka lakukan langkah berikut ini.
  5. Jika anda mempunyai modem dan wireless router terpisah, cobalah putuskan koneksi ke wireless router dan koneksikan komputer anda langsung kepada modem. Restart komputer anda dan coba lagi akses internet. Jika anda sukses akses ke internet, maka anda bisa memastikan ada masalah dengan wireless router anda.
  6. Jika langkah tersebut masih juga belum berhasil akses internet, maka bisa dipastikan ada masalah dengan modem anda atau ada masalah dengan IS P anda. Telpon ISP anda untuk memastikan kalau ada masalah dengan layanan Internet.
B > NIC atau wireless adapter status disabled
Disabled status
Jika gambar status diatas ini buram abu2 maka dipastikan bahwa adapter dalam keadaan Disabled. Ada seseorang yang secara tidak sengaja men-disabled nya atau mungkin anda sendiri yang iseng coba-coba klik sana sini dan klik Disable. Klik kanan icon tersebut dan pilih Enable.
C > limited or no connectivity Status
Limited or no connectivity status
Kondisi limited or no connectivity pada dasarnya tidak ada masalah dengan komputer anda, koneksi ke router atau modem juga tidak ada masalah, akan tetapi konfigurasi wireless router tidak sempurna. Hal ini biasanya berhubungan dengan konfigurasi DHCP pada router tidak aktif atau ada masalah koneksi antara modem dan internet (jika fihak ISP memberikan layanan DHCP kepada clients).
Troubleshooting jaringan dengan status limited or no connectivity ini disebabkan beberapa masalah berbeda termasuk koneksi internet yang gagal, wireless router atau adapter yang tidak dikonfigure dengan benar. Ikutin petunjuk berikut ini untuk troubleshooting jaringan dengan status ini.
  1. Klik kanan adapter tersebut dan pilih Repair. Perhatikan apakah sudah normal connected atau masih limited. Langkah ini memastikan untuk mendapatkan IP address dari DHCP server.
  2. Buka property TCP / IP dari adapter anda dan pastikan bahwa TCP/IP konfigurasinya adalah obtain IP address automatically.
  3. Putuskan koneksi ke modem, tunggu sebentar dan koneksikan lagi.
  4. Jika ada wireless router terpisah dengan modem, putuskan koneksinya – tunggu beberapa saat dan hubungkan lagi.
  5. Restart komputer anda
  6. Sampai langkah ini masih juga status limited, maka lihat konfigurasi router atau apakah konfigurasi DHCP nya sudah enabled.
  7. Restart komputer anda. Jika status masih Limited or no connectivity , dan jika wireless komputer dan modem terpisah, cobalah putuskan modem dan router terus koneksikan komputer anda langsung ke modem. Restart komputer dan periksa apakah status sudah berubah.
  8. Jika masih juga status limited, hubungi ISP anda. Status ini menunjukkan adanya DHCP gagal fungsi tidak bisa memberikan IP address ke clients. Biasanya fihak ISP memberikan konfigurasi DHCP kepada clients.
D > Cable terputus atau lepas
Status kabel jaringan terputus
Kondisi ini menunjukkan koneksi kabel terlepas, tidak ada koneksi ke router / modem.
  1. Periksa apakah ada kebel terlepas
  2. Jika kabel sudah terhubung sempurna ke router / Switch, cobalah swap ke port lain pada router / Switch. Anda juga bisa memeriksa status lampu pada router atau switch saat kabel terhubung ke komputer nomor berapa port tersebut terhubung, biasanya lampu akan berkedip jika ada hubungan ke wireless router / switch pada port yang bersangkutan.
  3. Jika masih juga status terputus, cobalah ganti kabel jaringannya dengan yang baru atau coba pinjam dengan kabel yang terbukti jalan dari komputer sebelah.
  4. Jika masih status terputus, sementara komputer lain jalan – maka anda bisa mencurigai adapter anda rusak. Gantilah dengan yangbaru.
E > Wireless adapter tidak dapat terhubung kepada wireless network
Tidak ada koneksi ke wireless network
Status ini menunjukkan koneksi wireless adapter anda terputus dengan jaringan wireless anda. Ada dua kemungkinan, adapter wireless anda tidak bisa terhubung ke wireless network anda, atau koneksi wireless intermittend.

Standard Konfigurasi Jaringan

1. Penamaan komponen dan object jaringan

Konfigurasi jaringan dengan memberikan standard penamaan yang universal dalam corporasi anda sangat diperlukan sekali untuk semua komponen dan object jaringan. Adalah suatu kebutuhan bahwa entitas jaringan seperti file server; share printer; router; switch; user; group dan system email mempunyai suatu standard penamaan global yang unik dan konsisten. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa entitas resources dari corporate anda dapat dengan mudah diidentifikasi dan di temukan dalam jaringan global anda.
Jika corporasi anda mempunyai banyak unit bisnis secara global, suatu kode  ID unit bisnis anda sangat diperlukan sebagai kode prefix dalam system penamaan. Setiap kode ID bisnis unit haruslah unik.
Sekarang kita kembali ke scenario dalam jaringan komputer kita sebelumnya, korporasi tambang ini mempunyai 3 unit bisnis yaitu Guinea; Hongkong dan Sidoarjo sehingga contoh penamaan dalam unit bisnis bisa diberikan seperti berikut:
GUI sebagai prefix untuk Guinea
HNK sebagai prefix untuk Hongkong
SDA untuk prefix tambang di Sidoarjo
Untuk suatu company yang mempunyai banyak cabang bisnis, suatu prefix company bisa disambung dengan prefix unit bisnis cabang sebagai kode untuk identifikasi bisnis cabang seperti contoh berikut ini:
GUISML untuk Guinea dengan bisnis cabang Smelter
GUIFRG untuk Guinea dengan bisnis cabang Freight
System penamaan ini akan membentuk dasar prefix kode penamaan yang bisa dipakai secara universal untuk mendefinisikan berbagai macam komponen dan object dalam direktori dan jaringan corporasi.

Nama komputer

Nama komputer dari setiap server haruslah terdiri dari ID Company, ID site (jika diperlukan), role dari server dan nomor urut yang unik (jika memang diperlukan):
<CompanyID><Site><Role><Sequence number>
Role dari suatu server bisa didefinisikan sebagai berikut:
Role Server (Primary) Function
DC Domain controller
SQL SQL Database Server
MAIL or EXCH Mail or Exchange server
FS File and Print server
<Site> mendefinisikan lokasi dari piranti server ini. Hal ini diperlukan untuk membantu managemen dan support dalam jaringan.  Jika suatu server mempunyai beberapa role, maka nama server berdasarkan role utama dari server tersebut.  Misalkan untuk Domain Controller diberikan nama dengan kode role prefix DC, missal
GUISMLDC01 untuk Domain Controller – Guinea unit bisnis Smelter #01
Konfigurasi Jaringan lain mengenai penamaan adalah penamaan Piranti jaringan seperti Router; Switch; yang sangat diperlukan untuk memberikan identifikasi secara konsisten dalam group corporasi anda.

Penamaan Switch Standard

Systaxnya adalah ebagai berikut:
< CompanyID>-< Location>-<Device-Type><Sequence Number>
Location seharusnya tidak lebih dari 8 karakter (hanya sebagai panduan saja) dan digunakan untuk mendefinisikan nama yang bersifat lokal yang unik. Hal ini bisa berdasarkan pada <kota/Jalan:Nomor gedung:tingkat lantai>.
S mendefinisikan jenis piranti SWITCH Lan
CS mendifinisikan core SWITCH Lan
Sebagai contoh adalah yang berikut, jika core Switch Lan ke dua di Guinea Smelter di lantai 1 maka penamaannya adalah: GUISML-L1-CS2

Penamaan standard Router

Hostname dari suatu router harus terdiri dari kode ID company, lokasi, jenis router dan nomor urut unik (jika ada):
< CompanyID>- Location>-<Device-Type><SequenceNumber >
R dipakai sebagai jenis router yang dipakai
CR adalah jenis Core Router yang biasa dipakai sebagai titik penghubung ke jaringan WAN (interlink).

2.      Konfigurasi IP address

Jika suatu piranti ingin berkomunikasi mnggunakan TCP/IP, maka setiap piranti memerlukan IP Address. Artikel lain akan membahas secara detil mengenai IP Addressing ini. Kembali ke scenario awal kita mengenai koneksi jaringan, mari kita lihat diagram core sederhana dibawah ini yang menghubungkan kedua gedung Mining dan HRD.
Konfigurasi Jaringan Diagram
Konfigurasi Jaringan Diagram
Kita lihat bahwa konfigurasi jaringan di Mining office (MO) mempunyai file server sendiri (GUISML-MO-FS01) yang hanya akan di akses oleh para enginner geologi di gedung Mining. Penempatan resource server yang sering di akses pada area yang dekat para pengakses bakal meningkatkan respons time jaringan.
Pemberian IP address pada Server dan Switch dalam konfigurasi jaringan haruslah menggunakan IP addres yang fix. Yang perlu anda punyai adalah dokumentasi yang memadai – mengenai register dari Fix IP address seperti dalam table berikut ini sebelum dikonfiguraskan kedalam piranti jaringan.
IP Address register – Guinea Smelter
IP Address ID piranti Keterangan
192.168.100.254 GUISML-HR-R01 E0 Core Router di gedung HRD untuk koneksi  WAN
192.168.100.253 GUISML-HR-DC01 Domain controller #01 gedung HRD
192.168.100.252 GUISML-HR-DC02 Domain controller #02 gedung HRD
192.168.100.251 GUISML-HR-FS03 File server #03 di gedung HRD
192.168.100.250 GUISML-HR-Cs1 Core switch #1 di gedung HRD
…..

…..

192.168.100.1 to 192.168.100.220 DHCP IP pool Reserve IP for DHCP IP address pool

Konfigurasi Jaringan Penghitungan Alamat IP

Pada tulisan kali ini, akan disajikan tutorial dasar konfigurasi jaringan. Tulisan akan dibuat berseri berdasarkan satu contoh kasus praktikum yang pernah penulis alami. Contoh kasus yang dimaksud diawali dengan sebuah topologi dengan beberapa subnet. Pada tahap awal kita diminta untuk menghitung pembagian IP untuk masing-masing subnet seefisien mungkin. Seri pertama akan diawali dengan pengenalan masalah dan tahap pra konfigurasi yang meliputi penghitungan IP untuk tiap subnet. Berikut contoh kasus yang disajikan.
Alkisah anda sudah lulus dari kampus tercinta, dan anda diminta untuk merancang sebuah arsitektur jaringan sebuah kantor, bentuk topologi dapat dilihat digambar di bwah, dalam topologi kantor anda nanti akan di bagi-bagi menjadi beberapa subnet yang nanti nya setiap subnet diisi oleh sekelompok karyawan yang memiliki pekerjaan yang sama.antara lain :
  • -subnet DHCP,
  • -subnet enginer,
  • -subnet administrasi,
  • -subnet kantor bos,
  • -subnet sekertaris,
  • -DMZ
Bos anda meminta nantinya jaringan yang anda buat harus dapat berinteraksi satu sama lain(keterangan per shift dapat di lihat di bwah),
dan ada satu subnet khusus yang nantinya di khusus kan untuk pengguna sementara yang akan di beri IP dari server DHCP yang anda bangun, lalu untuk mencegah para hacker, anda ber inisitif untuk meredirect semua request ke port 22 yang datang bukan dari subnet enginer ke salah satu server di ruang engineer(jika memang request datang dari subnet enginer maka request di accept atau di teruskan). Dan men-drop semua icmp request ke server di daerah DMZ(jika ada DMZ). dan agar karyawan tidak berleha-leha bos anda jg minta agar semua port aplikasi messenger di subnet enginer dan administrasi di drop. Namun khusus komputer si bos dan sekertaris cantik di subnet sebelah di allow.
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1
Tahap Pra Konfigurasi
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1
Step 1 : Lakukan penghitungan untuk nilai CIDR Global dan masing-masing subnet
Pada dasarnya,untuk melakukan penghitungan CIDR dari suatu subnet adalah dengan mengidentifikasi jumlah host. Carilah nilai 2^n yang jumlahnya lebih besar dari jumlah host yang ada. Nilai n inilah yang digunakan sebagai host id,sedangkan 32-n digunakan sebagai network id. Topologi di atas mempunyai 326 komputer, sehingga membuthkan CIDR sebesar /23. Perhitungan didapat dari  angka 2^9 = 512 host yang merupakan angka terdekat dari 326 host.
  • Subnet 1 : 40 host berarti menggunakan 2^6 sehingga CIDRnya /26
  • Subnet 2 : 100 host berarti menggunakan 2^7 sehingga CIDRnya /25
  • Subnet 3 : 100 host berarti menggunakan 2^7 sehingga CIDRnya /25
  • Subnet 4 : 36 host berarti menggunakan 2^6 sehingga CIDRnya /26
  • Subnet 1 : 50 host berarti menggunakan 2^6 sehingga CIDRnya /26
  • Subnet 6 : 4 host berarti menggunakan 2^3 sehingga CIDRnya /29
  • Subnet DMZ : 4 host berarti menggunakan 2^3 sehingga CIDRnya /29
Step 2 : Melakukan proses VLSM
Pada dasarnya metode VLSM adalah dengan melakukan perincian kebutuhan IP tiap subnet dengan membagi alamat IP berdasarkan angka CIDR yang sudah didapat pada step 1. Kita perlu melihat CIDR global sebagai patokan yaitu /23. Selanjutnya, kita cari angka
CIDR yang paling mendekati yaitu /25 milik subnet 2 dan subnet 3. Jika dicermati,antara / 23 dan /25 punya selisih 2 bit,sehingga terdapat 2^2=4 kemungkinan pembagian. Step tersebut diulang-ulang sampai subnet yang paling jauh yaitu /26.
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1
Step 3 : Perincian alamat IP tiap Subnet
Misal IP adress global : 192.168.57.0. Lakukan perincian berdasarkan bagan di atas
  1. Subnet 2 : /25 berarti punya 128 alamat untuk host 192.168.57.0 sampai 192.168.57.127
  2. Subnet 3 : /25 berarti punya 128 alamat untuk host 192.168.57.128 sampai 192.168.57.255
  3. Subnet 4 : /26 berarti punya 64 alamat untuk host 192.168.58.0 sampai 192.168.58.63
  4. Subnet 5 : /26 berarti punya 64 alamat untuk host 192.168.58.64 sampai 192.168.58.127
  5. Subnet 1 : /26 berarti punya 64 alamat untuk host 192.168.58.128 sampai 192.168.58.191
  6. Subnet 6 : /29 berarti punya 8 alamat untuk host 192.168.58.192 sampai 192.168.58.199
  7. Subnet DMZ : /29 berarti punya 8 alamat untuk host (untuk DMZ,network ID sudah ditentukan
    yaitu 10.151.77.16)
Step 4 : Perincian Subnetmask tiap Subnet
  1. Global : /23 berarti punya subnet 255.255.255.0
  2. Subnet 2 : /25 berarti punya subnet 255.255.255.128
  3. Subnet 3 : /25 berarti punya subnet 255.255.255.128
  4. Subnet 4 : /26 berarti punya subnet 255.255.255.192
  5. Subnet 5 : /26 berarti punya subnet 255.255.255.192
  6. Subnet 1 : /26 berarti punya subnet 255.255.255.192
  7. Subnet 6 : /29 berarti punya subnet 255.255.255.248
  8. Subnet DMZ : /29 berarti punya subnet 255.255.255.248
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1
Step 5 : Melakukan Perincian IP untuk Setiap Host dan Router
Untuk melakukan perincian setiap host dan router, kita perlu memperhatikan subnet dari host maupun router tersebut. Alamat IP yang dapat dipakai adalah alamat IP yang berada di antara range alamat IP di atas. Batas bawah dan batas atas range IP di atas tidak dapat
digunakan karena batas bawah mewakili network ID dan batas atas mewakili broadcast. Khusus untuk router yang memiliki lebih dari satu network interface,maka tiap interface harus memiliki alamat IP yang sama dengan subnet yang terkoneksi dengannya. Sebagai contoh, eth0 atau interface pertama dari router A terhubung dengan subnet X yang mempunyai range IP antara 192.168.58.0 – 192.168.58.63,maka router A dapat diberi alamat dari 192.168.58.1 sampai 192.168.58.62. Untuk studi kasus praktikum, hanya akan dilakukan konfigurasi 1 host untuk setiap subnet dan tentu saja routernya. Alamat IP untuk tiap host sudah dibagi berdasarkan
konsep di atas.
Step 6 : Menentukan Default Gateway untuk Host
Default gateway merupakan “jalan keluar” default jika suatu data di transfer dari satu subnet ke subnet lain. Sebagai contoh, jika dilakukan ping dari host di subnet Administrasi ke subnet Sekretaris,maka akan melewati router 5. Oleh karena itu, host di subnet Administrasi harus di set Default Gatewaynya sebagai jalan keluar utama yaitu ke alamat eth2 dari router5. Dari Step 5 dan 6 didapat hasil sebagai berikut.
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1
Step 7 : Penentuan Static Routing dari Router
Static routing merupakan salah satu metode routing yang dibuat dengan menentukan rute secara statis. Static routing punya beberapa keuntungan yaitu lebih aman. Namun,ketika terjadi perubahan topologi,harus dilakukan pengaturan ulang arah static routing. Seperti halnya host, setiap router juga mempunyai Default Gateway dengan fungsi yang sama. Namun, berbeda dengan host, rute dari router harus di set secara manual. Sehingga,dengan kata lain,router harus tahu semua kemungkinan jalan untuk mengirim paket data dalam satu topologi. Sebagai contoh, router1 harus mengetahui semua subnet di bawahnya,sehingga,bila ada paket data dapat sampai dengan tujuan walaupun berbeda subnet. Contohnya,jika ada paket data dikirim dari kantor Bos ke Engineer, maka paket data akan dilewatkan dari kantor Bos ke default gatewaynya yaitu ke router2. Dari router2 dilempar ke default gatewaynya yaitu router1 dari router1 dilempar ke router4 dan akhirnya sampai ke Engineer. Dengan begitu, router1 wajib mengetahui kemana jalur untuk melakukan routeing ke semua subnet di jaringan. Berikut tabel yang berisi router beserta arah routingnya.
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1
From Blog Konfigurasi Jaringan Part 1

Pengetahuan Dasar Cisco Router

Pengetahuan Dasar Cisco Router Buat Pemula

Semenjak membuat blog ini, sangat banyak artikel-artikel yang ingin saya tuangkan dalam blog ini, namun karena kurangnya waktu dan lain hal, maka isi dari blog ini akan saya tambahkan perlahan-lahan. Untuk posting saya yang kali ini tentang Cisco Router, merupakan keinginan dari dulu, dimana banyak manfaatnya untuk keperluan kerja saya dibidang IT, setidaknya dengan adanya post ini saya ga sulit2 klo mengingat ingat masa masa masih belajar cisco dulu yang sudah lebih kurang 4 th yang lalu. hehehe artikel ini saya dapat dari blog tetangga.  semoga artikel ini bermanfaat buat yang lain yang membutuhkan.
CISCO ROUTER

1. Pengantar
Tulisan ini ditujukan kepada pembaca tingkat pemula yang baru mempelajari networking. Oleh karena itu, bahasan-bahasan yang dipaparkan di sini hanyalah pengertian dasar router dan konfigurasi dasar saja.
2. Definisi Router
Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN) sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain. Router menghubungkan network-network tersebut pada network layer dari model OSI, sehingga secara teknis Router adalah Layer 3 Gateway. [1]
Router bisa berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router (dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan sebagai router.
Dalam tulisan ini, saya hanya akan menulis tentang Cisco Router, yaitu sebuah dedicated router yang dibuat oleh Vendor bernama Cisco .
Oleh karena itu, setiap kata Router dalam tulisan berikutnya akan diartikan sebagai Cisco Router.
3. Network Interface
Network Interface adalah sebuah Interface yang berfungsi untuk menyambungkan sebuah host ke network. Network Interface adalah perangkat keras yang bekerja pada layer 1 dari Model OSI. Network Interface dibutuhkan oleh Router untuk menghubungkan Router dengan sebuah LAN atau WAN.
Karena Router bertugas menyambungkan network-network, sebuah router harus mempunyai minimal 2 network interface. Dengan konfigurasi minimal ini, router tersebut bisa menghubungkan 2 network, karena masing-masing network membutuhkan satu network interface yang terhubung ke Router.
4. Mengkonfigurasi Router
Router tidak mempunyai layar monitor untuk berinteraksi dengan network administrator, oleh karena itu, kita membutuhkan sebuah PC untuk men-setup sebuah router.
PC tersebut harus disambungkan ke router tersebut dengan salah satu dari cara berikut:
* melalui console port
* melalui Network
4.1. Men-konfigurasi Router melalui Port Console
Console port adalah sebuah port pada router yang disediakan untuk menghubungkan router tersebut pada “dunia luar”. Sebuah kabel Roll Over dibutuhkan untuk menghubungkan serial interface pada PC dan Console port pada router tersebut.
Setelah Router terhubung dengan PC, Router dapat dikonfigurasi dengan menjalankan applikasi HyperTerminal dari PC. [2]
4.2. Men-konfigurasi Router melalui Network
Dengan cara ini, Router dapat dikonfigurasi dengan PC yang terhubung dengan Router melalui network. Cara ini hanya bisa digunakan untuk melihat konfigurasi dan memodifikasi konfigurasi pada router.
Mengapa ? Karena sebuah router hanya akan terhubung ke network jika Network Interface-nya sudah terkonfigurasi dengan benar.
Di sisi lain, cara ini juga mempunyai kelebihan. Dengan cara ini, network administrator lebih leluasa menempatkan PC-nya untuk memodifikasi konfigurasi router. Network administrator bisa menempatkan PC-nya di mana saja, asalkan PC tersebut bisa terhubung ke Router melalui jaringan.
Dengan cara ini, Network administrator membutuhkan applikasi telnet untuk mengkonfigurasi Router tersebut.
Berikut adalah langkah-langkah menggunakan telnet pada PC dengan Sistem Operasi Windows:
* Jalankan command prompt (atau MS DOS prompt pada Windows 9x)
* Ketik perintah berikut pada command prompt:
C:\> telnet IP-address-Router
Contoh:
C:\> telnet 172.16.148.1
4.3 Inisialisasi Konfigurasi Router
Konfigurasi Router disimpan pada sebuah memory spesial pada router yang disebut nonvolatile random-access memory (NVRAM). Jika tidak ada konfigurasi yang tersimpan pada NVRAM, maka system operasi pada Router akan menjalankan sebuah routine yang akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan digunakan untuk mengkonfigurasi router tersebut.
Routine ini dalam kosakata Windows dikenal dengan nama Wizard. Namun pada Router Cisco, routine ini disebut dengan nama system configuration dialog atau setup dialog.
Setup Dialog ini hanya dirancang untuk membuat konfigurasi minimal, karena tujuan utama dari mode setup ini hanyalah untuk membuat konfigurasi secara cepat dan mudah.
Untuk konfigurasi yang komplex, network administrator harus melakukannya secara manual.
Setup Dialog bisa juga dipanggil walaupun NVRAM sudah berisi konfigurasi. Administrator cukup mengetik command setup pada CLI (Command Line Interface) dan Setup Dialog akan dieksekusi.
Berikut adalah contoh pemanggilan Setup Dialog dari CLI.
4.4 Tingkat akses perintah
Untuk tujuan keamaan, perintah-perintah yang bisa dijalankan dari CLI dibagi menjadi 2 tingkat akses, yaitu:
· User Mode
· Privileged Mode
User Mode ditujukan untuk melihat status router. Perintah-perintah yang diizinkan pada mode ini tidak bisa mengubah konfigurasi router, sehingga mode ini lebih aman ketika seorang network administrator hanya ingin melihat status router dan tidak ingin mengubah konfigurasi.
Privileged Mode mempunyai tingkat akses yang lebih tinggi. Dengan mode ini, network administrator bisa mengubah configurasi router. Oleh karena itu, mode ini sebaiknya digunakan dengan hati-hati sekali untuk menghindari perubahan yang tidak diinginkan pada router tersebut.
Saat log on ke router pertama kali, anda akan masuk pada user mode, dengan prompt berupa tanda (>).
Untuk berpindah dari user mode ke priviledge mode, anda harus mengeksekusi perintah enable pada prompt. Prompt akan berubah menjadi tanda (#) ketika anda berada pada Privilged mode.
Untuk kembali ke user mode dari priviledge mode, anda harus mengeksekusi perintah disable pada command prompt.
Contoh 4.4-1:
router con0 is now available
Press RETURN to get started
router >
router > enable
router # disable
router >
router > logout
4.5. Mengubah Konfigurasi Router
Seperti telah disinggung di bab 4.4, Setup Dialog tidak dirancang untuk memodifikasi Konfigurasi Router ataupun membuat Konfigurasi Router yang komplex. Oleh karena itu, untuk keperluan ini, harus dilakukan secara manual dengan memasuki Mode Konfigurasi.
Pengubahan konfigurasi ini bisa dilakukan langsung melalui console atau secara remote melalui jaringan seperti telah diulas pada Bab 4.1 dan 4.2.
Setelah PC terhubung ke router, maka network administrator harus memasuki Privileged Mode dulu seperti yg telah disinggung dalam Bab 4.4.
Akhirnya, konfigurasi dapat diubah dengan perintah configure terminal untuk memasuki global configuration mode yang kemudian diikuti dengan baris-baris konfigurasi.
Setelah baris-baris configurasi dituliskan, perintah exit akan diperlukan untuk keluar dari global configuration mode.
Contoh 4.5-1: mengubah konfigurasi router
router con0 is now available
Press RETURN to get started
router >
router > enable
router # configure terminal
router (config) # interface ethernet 0
router (config-if) # description IT Department LAN
router (config-if) # exit
router (config) # exit
router #
5. Mengamankan router dengan password
Untuk menyulitkan orang yang tidak berhak mengubah dan mengacau konfigurasi router, maka router tersebut perlu dilindungi dengan kata sandi (password).
5.1 Password untuk console
Jika password diaktifkan pada console, maka user tidak bisa begitu saja mendapatkan akses ke router melalui console tanpa menuliskan password console terlebih dahulu.
Untuk melakukan hal ini, diperlukan perintah line console 0 diikuti dengan perintah login dan password dalam konfigurasi router.
Contoh 5.1-1: membuat password untuk console
Router(config) # line console 0
Router(config-line) # login
Router(config-line) # password coba
Router(config-line) # exit
Router(config) # exit
Router(config) #
Router yang dikonfigurasi seperti contoh 5.1-1 akan meminta password ketika user mencoba mendapatkan akses melalui console. Dan passwordnya adalah coba.
5.2 Password untuk Virtual Terminal
Virtual Terminal ini akan digunakan ketika user ingin mendapatkan akses melalui jaringan dengan applikasi telnet. Password Virtual Terminal ini harus dikonfigurasi sebelum user bisa mendapatkan akses melalui jaringan. Tanpa password, koneksi melalui jaringan akan ditolak oleh router dan router akan memberikan pesan berikut:
Password required, but none set
Contoh 5.2-1 memperlihatkan bagaimana caranya mengkonfigurasi password pada Virtual Terminal.
Contoh 5.2-1:
Router(config) # line vty 0 4
Router(config-line) # password cobain
Router(config-line) # exit
Router(config) # exit
Router(config) #
Pada contoh 5.2-1, router akan meminta password ketika diakses lewat jaringan. Dan password untuk virtual terminal tersebut adalah cobain.
Angka 0 pada baris line vty 0 4 menunjukkan nomer awal virtual terminal, dan angka 4 menunjukkan nomer terakhir dari virtual terminal. Oleh karena itu, perintah tersebut memperlihatkan bahwa router tersebut mengizinkan 5 koneksi melalui virtual terminal pada waktu yang bersamaan.
5.3 Password untuk mode priviledge
Setelah user menuliskan password dengan benar untuk mendapatkan akses ke router baik melalui jaringan ataupun console, maka user akan memasuki user mode.
Jika password untuk mode priviledge dikonfigurasi, maka user juga harus menuliskan password lagi untuk masuk ke mode itu.
Perintah yang digunakan untuk memberi password pada mode ini adalah enable password, atau enable secret.
Perbedaan antara kedua perintah tersebut adalah bahwa perintah enable secret membuat password-nya terenkrip sedangkan enable password tidak.
Kedua perintah tersebut juga bisa dituliskan kedua-duanya dalam mode konfigurasi global, dan keduanya juga bisa mempunyai password yang berbeda.
Namun jika keduanya diletakkan pada konfigurasi, maka password pada enable secret yang akan digunakan untuk memasuki privileged mode.
Contoh 5.3-1: mengkonfigurasi enable password
Router(config) # enable password rahasia
Contoh 5.3-2: mengkonfigurasi enable secret
Router(config) # enable secret rahasiabanget
Dalam konfigurasi router, sebuah perintah bisa dihapus dengan menambahkan perintah no pada mode konfigurasi. Dengan demikian, untuk menghapus password pada contoh 5.3-2 dapat dilakukan dengan perintah seperti yang tampak pada contoh 5.3-3.
Contoh 5.3-3: menghapus password enable secret
Router(config) # no enable secret rahasiabanget
6. Mengkonfigurasi Interface
Seperti telah dipaparkan pada bab 2 dan Bab 3, tugas router adalah meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya. Sebuhungan dengan tugas tersebut, network interface harus dikonfigurasi sesuai dengan karakteristik-nya.
Perintah interface pada mode konfigurasi global disediakan untuk mengkonfigurasi interface-interface pada router. Ada berbagai tipe interface yang dikonfigurasi dengan perintah ini antara lain: Ethernet, Token Ring, FDDI, serial, HSSI, loopback, dialer, null, anync, ATM, BRI, dan tunnel.
Dalam tulisan ini, hanya Ethernet dan Serial saja yang akan dibahas lebih lanjut.
6..1. Mengkonfigurasi Ethernet Interface
Seperti telah dijelaskan di atas, perintah interface harus dijalankan pada mode konfigurasi global. Untuk memasuki mode konfigurasi global, gunakan perintah configure terminal, seperti yang telah dijelaskan pada bab 4.5.
Format perintah interface untuk memasuki mode konfigurasi interface untuk Ethernet pada router yang hanya mempunyai satu slot adalah:
interface ethernet nomer-port
Beberapa jenis router memiliki banyak slot, seperti misalnya Cisco 2600,3600 dan 4000. Untuk router-router dengan banyak slot, format perintahnya adalah:
interface ethernet nomer-slot/nomer-port
Setelah memasuki mode konfigurasi interface dengan perintah di atas, barulah Ethernet tersebut dapat dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan.
Konfigurasi paling dasar yang dibutuhkan agar Ethernet dapat meneruskan paket-paket adalah IP address dan subnet mask. [3]
Format konfigurasinya adalah:
ip address IP-address subnet-mask
Contoh 6-1-1: contoh konfigurasi interface ethernet
Router# configure terminal
Router(config)# interface ethernet 1/0
Router(config-if)# description LAN pada Department IT
Router(config-if)# ip address 172.16.148.1 255.255.255.128
Router(config-if)# exit
Router(config)# exit
Router#
6.2. Mengkonfigurasi Serial Interface
Serial interface adalah interface yang seringkali digunakan untuk koneksi ke WAN (Wide Area Network). Koneksi serial membutuhkan clocking untuk sinkronisasi. Dan oleh karena itu, hubungan serial ini harus mempunyai 2 sisi, yaitu DCE (data circuit-terminating equipment_ dan DTE (data terminal equipment). DCE menyediakan clocking dan DTE akan mengikuti clock yang diberikan oleh DCE. Kabel DCE mempunyai koneksi female (perempuan), sedangkan kabel DTE mempunyai koneksi male (jantan).
Pada prakteknya, DCE biasanya disediakan oleh service provider yang biasanya adalah merupakan koneksi ke CSU/DSU. Router sendiri biasanya hanyalah berperan sebagai DTE sehingga router tersebut tidak perlu menyediakan clocking.
Walaupun demikian, cisco router juga bisa berperan sebagai DCE yang menyediakan clocking. Fungsi ini biasanya dipakai untuk uji coba router dimana kita bisa menghubungkan 2 buah router back to back sehingga salah satu router harus berfungsi sebagai DCE agar koneksi bisa terjadi.
Contoh 6.2-1: contoh konfigurasi interface serial sebagai DTE
Router # configure terminal
Router(config)# interface serial 0
Router(config-if)# description WAN ke Natuna
Router(config-if)# ip address 172.16.158.1 255.255.255.252
Router(config-if)# bandwith 64
Router(config-if)# exit
Router(config)# exit
Router#
Contoh 6.2-2: contoh konfigurasi interface serial sebagai DCE
Router # configure terminal
Router(config)# interface serial 0
Router(config-if)# description Lab Cisco sebagai DCE
Router(config-if)# ip address 172.16.158.1 255.255.255.252
Router(config-if)# bandwith 64
Router(config-if)# clock rate 64000
Router(config-if)# exit
Router(config)# exit
Router#
6.3 Men-disable sebuah interface
Kadangkala kita perlu mematikan/mendisable sebuah interface untuk keperluan troubleshooting ataupun administratif.
Untuk keperluan tersebut, dapat digunakan perintah shutdown pada interface yang bersangkutan. Dan untuk menghidupkannya kembali, dapat digunakan perintah no shutdown.
Contoh 6.3-1: mematikan interface
Router(config)# interface serial 0
Router(config-if)# shutdown
Router(config-if)# exit
Router(config)#
Contoh 6.3-2: menghidupkan interface
Router(config)# interface serial 0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# exit
Router(config)#
7. Routing
Akhirnya, setelah interface terkonfigurasi, router memerlukan sebuah proses agar router tahu bagaimana dan kemana sebuah paket harus diteruskan. Proses ini disebut proses routing.
Routing dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
· Static Routing – Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
· Dynamic Routing – Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Dynamic Routing tidak dibahas dalam tulisan ini karena walaupun konfigurasi-nya cukup mudah, namun bagaimana cara routing tersebut bekerja saya anggap sebagai topik lanjutan sehingga tidak saya bahas pada tulisan ini.
Static Routing dapat dilakukan dengan memasukkan baris ip route pada mode konfigurasi global.
Adapun format penulisan baris tersebut adalah:
ip route network [mask] {alamat | interface }
dimana:
* network adalah network tujuan
* mask adalah subnet mask
* alamat adalah IP address ke mana network akan dilewatkan
* interface adalah nama interface yang digunakan untuk melewatkan paket yang ditujukan
Gambar 7-1: Contoh routing
Gambar di atas memperlihatkan sebuah LAN yang terhubung ke WAN melalui 2 buah router, yaitu router A dan router B.
Agar LAN tersebut bisa dihubungi dari WAN, maka router A perlu diberikan static routing dengan baris perintah seperti berikut:
RouterA(config)# ip route 172.16.10.0 255.255.255.0 172.16.158.1
Dan agar router B bisa meneruskan paket-paket yang ditujukan ke WAN, maka router B perlu dikonfigurasi dengan static routing berikut:
RouterB(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.158.2
8. Menyimpan dan mengambil Konfigurasi
Berbagai konfigurasi yang telah kita tuliskan dengan perintah configure terminal hanya akan disimpan pada RAM yang merupakan memory volatile. Jika konfigurasi ini tidak disimpan di NVRAM, maka konfigurasi tersebut akan hilang ketika router dimatikan atau direstart.
Secara default, Router akan mengambil konfigurasi dari NVRAM saat start up, meletakkannya di RAM, dan kemudian menggunakan konfigurasi yang ada pada RAM untuk beroperasi.
Untuk menyimpan konfigurasi yang ada di RAM ke NVRAM, diperlukan baris perintah berikut pada privileged mode:
Router# copy running-config startup-config
Sebaliknya, untuk mengambil konfigurasi yang ada di NVRAM dan meletakkannya pada RAM, dapat digunakan perintah berikut pada privileged mode:
Router# copy startup-config running-config
Dan untuk melihat konfigurasi yang sedang beroperasi (pada RAM), dapat digunakan perintah show running-config pada privileged mode.
Contoh 8-1: melihat running-config
Router# show running-config
Building configuration…
Current configuration : 4479 bytes
!
! Last configuration change at 12:23:26 UTC Fri Oct 10 2003
!
version 12.2
service timestamps debug datetime msec localtime show-timezone
service timestamps log datetime msec localtime show-timezone
service password-encryption
!
hostname jakarta-lina
!
…. Dan selanjutnya …..
9. Beberapa Tips
Bekal pengetahuan dasar pada bab-bab di atas sebenarnya telah cukup berguna untuk segera memulai percobaan-percobaan dan mempelajari router lebih lanjut.
Namun untuk melengkapi dan memudahkan proses belajar, ada baiknya anda juga mengetahui beberapa tips agar mudah mengetahui perintah-perintah apa saja yang bisa dijalankan dan format penggunaannya.
9.1 Mengetahui perintah apa saja yang bisa dijalankan
Pada mode apa saja, anda bisa mengetikkan tanda (?) pada prompt. Dengan mengetikkan tanda tersebut, router akan memberitahukan apa saja yang bisa anda tuliskan pada prompt tersebut.
Contoh 9.1-1: melihat perintah-perintah apa saja yang berlaku pada prompt
router> ?
Exec commands:
<1-99> Session number to resume
access-enable Create a temporary Access-List entry
access-profile Apply user-profile to interface
clear Reset functions
connect Open a terminal connection
disable Turn off privileged commands
disconnect Disconnect an existing network connection
enable Turn on privileged commands
exit Exit from the EXEC
help Description of the interactive help system
lat Open a lat connection
lock Lock the terminal
login Log in as a particular user
logout Exit from the EXEC
mrinfo Request neighbor and version information from a multicast
router
mstat Show statistics after multiple multicast traceroutes
mtrace Trace reverse multicast path from destination to source
name-connection Name an existing network connection
pad Open a X.29 PAD connection
ping Send echo messages
ppp Start IETF Point-to-Point Protocol (PPP)
resume Resume an active network connection
rlogin Open an rlogin connection
show Show running system information
slip Start Serial-line IP (SLIP)
systat Display information about terminal lines
tclquit Quit Tool Comand Language shell
tclsh Tool Comand Language a shell
telnet Open a telnet connection
terminal Set terminal line parameters
traceroute Trace route to destination
tunnel Open a tunnel connection
udptn Open an udptn connection
where List active connections
x28 Become an X.28 PAD
x3 Set X.3 parameters on PAD
router>
contoh 9.1-2: melihat perintah apa saja yang dimulai dengan huruf “t”
router> t?
tclquit tclsh telnet terminal traceroute
tunnel
router> t
contoh 9.1-3: melihat lanjutan dari sebuah perintah
router>telnet ?
WORD IP address or hostname of a remote system
router>telnet
9.2 Perintah yang tidak lengkap dan Auto Completion
Sebuah perintah pada router tidak harus dituliskan secara lengkap jika perintah tersebut tidak ambiguous. Dengan fasilitas ini, administrator bisa menghemat waktu karena tidak harus mengetikkan semua perintah secara lengkap.
Contoh 9.2-1: perintah yang tidak lengkap
Router # sh ru
Building configuration…
Current configuration : 4479 bytes